Nur Alam: AMANAH KUNCI EMAS, Kado 160 Tahun Hari Jadi Jeneponto

    Nur Alam: AMANAH KUNCI EMAS, Kado 160 Tahun Hari Jadi Jeneponto
    Foto: Drs. H. Nur Alam, M.Si

    Proses Kelahiran.
    Kelahiran merupakan suatu proses panjang yang menjadi momentum awal tercatatnya sebuah sejarah Bangsa, Negara dan Daerah, eksistensinya sebagai sebuah entitas masyarakat memiliki makna yang dalam bagi peradaban manusia. Sebagai salah satu Kabupaten di selatan Sulawesi Selatan, Jeneponto tumbuh dengan budaya dan peradaban tersendiri seiring dengan perubahan dan perkembangan zaman.

    Setelah melalui serangkaian pembahasan dengan berbagai pertimbangan oleh para pakar, pemerhati sejarah, peneliti, sesepuh dan tokoh masyarakat Jeneponto maka 1 Mei 1863 disepakati sebagai hari jadi Jeneponto. Kesepakatan itu diambil dalam sebuah seminar kemudian ditetapkan melalui Perda nomor 1 Tahun  2003, berdasarkan pertimbangan historis, sosiokultural dan struktur pemerintahan, baik pada masa pra dan pasca kemerdekaan R.I maupun pertimbangan eksistensi dan norma-norma serta simbol-simbol adat istiadat yang dipegang teguh dan dilestarikan oleh masyarakat.

    Ditetapkannya 1 Mei 1863 sebagai momentum ‘kelahiran’  tidak terlepas dari rangkaian peristiwa bersejarah yang melatarbelakangi, diantaranya;

    - Berpisahnya Bangkala dan Binamu dengan Laikang sebagai bentuk perlawanan terhadap pemerintahan kolonial Belanda (November 1863);

    - Pengangkatan Raja Binamu oleh To’do’Appaka sebagai lembaga adat yang representatif mewakili rakyat (Mei 1929);

    - Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 menetapkan terbentuknya Daerah Tk.II Sulawesi Selatan dan terpisahnya Takalar dari Jeneponto (Mei 1959);

    - Simbol patriotisme dan perlawanan Raja Binamu (Mattewakkang Daeng Radja) terhadap pemerintahan kolonial Belanda dengan meletakkan tahta sebagai Raja (Mei 1946).

    Mengenang rangkaian peristiwa bersejarah serta jasa-jasa para pendahulu maka Pemerintah Kabupaten Jeneponto bersama masyarakat sejak 2003 pada masa kepemimpinan Bupati DR. Baharuddin Baso Tika secara rutin memperingati hari jadi yang tahun ini merupakan tahun terakhir kepemimpinan Iksan Iskandar - Paris Yasir.

    Kunci Emas
    87 tahun setelah 1 Mei 1863 tepatnya 15 Maret 1960 lahir sebuah resolusi sebagai ungkapan perasaan masyarakat yang diwakili oleh 24 tokoh masyarakat  Turatea perantauan - sebutan untuk anak negeri yang sedang tidak berdiam di butta Turatea - kepada Petugas Negara yang akan atau sedang memimpin Jeneponto sebagai butta passolongang cera’ - tanah tumpah darah-.
    Naskah amanah masyarakat turatea perantauan itu berisi 10 petuah - dalam EYD - :

    1. Jadilah pemimpin yang mencintai dan dicintai rakyat;
    2. Jadilah abdi negara yang memikirkan kepentingan negara dan bangsa dan bukan sebagai politikus yang memikirkan diri sendiri;
    3. Hargai kelebihan dan pendapat kawan dan lawan, dan sadarilah pula kekurangan-kekurangan diri sendiri;
    4. Jujurlah terhadap sesuatu dan berusahalah memenuhi hasrat semua golongan;
    5. Tenang dan bijaksanalah dalam mengambil keputusan sesuatu masalah, tetapi dalam melaksanakan keputusan itu haruslah tegas;
    6. Nilailah seseorang bukan saja pada masa lampaunya tetapi pada masa sekarangnya;
    7. Jangan lekas puas terhadap hasil kerja supaya mendapat kemajuan dan dijadikan setiap kegagalan sebagai pendorong sampai berhasil;
    8. Ikut-sertakan semua golongan pada meja kerja dan meja makan, artinya hargailah musyawarah dan kerjasama dalam melaksanakan sesuatu;
    9. Dalam bekerja ajaklah diri sendiri dahulu baru orang lain;
    10. Tahulah bersyukur dan berterima kasih atas bantuan orang lain.

    Pada bagian atas naskah tersebut tersemat sebilah kunci yang terbuat dari emas murni seberat 250 gram sebagai perlambang pembuka pintu hati bagi setiap petugas di daerah turatea untuk bekerja dan membangunnya. 24 tokoh yang menorehkan namanya pada naskah tersebut diantaranya Sjamsuddin Dg. Mangawing, Drs. Muh. Daud Nompo, Aliem Bachrie, Mustafa Djalle, A.M. Saied Sila, dkk.

    Pemerintahan yang baik
    Mungkin generasi milenial sekarang ini mempertanyakan relevansi amanah 63 tahun lalu itu dengan kondisi saat ini, dimana benang merah yang menghubungkan petuah masa lalu dengan semangat membangun peradaban pemerintahan modern yang menuntut kolaborasi, akselerasi, akuntabilitas dan seterusnya. Untuk memahaminya kiranya kita harus menyelam jauh ke dalam hakikat hadirnya pemerintahan yang baik, dalam pappasang tautoa - pesan leluhur - dikiaskan sebagai siri’na tuma’buttayya niaki ri pamarentayya yang menggambarkan betapa berat beban yang diemban oleh seorang petugas negara  -pemerintah - karena di pundak merekalah rakyat meletakkan harga diri, harkat dan martabat kemanusiaannya.

    Pertanyaannya masih adakah anak anak negeri - putra daerah - yang saat ini tengah merantau dan peduli pada tanah tumpah darahnya,  memberi petuah-petuah bermakna, masih adakah semangat perantau yang memiliki ikatan erat secara emosional dengan negeri - daerah - nya dan rakyat - masyarakat-nya, dan karena itu mereka merasa perlu untuk ‘mengingatkan’  para pejabat pemerintah  yang tengah mengemban amanah agar berlaku adil dan bijaksana dalam memimpin, sebab setiap pemimpin akan menulis sejarahnya sendiri sebagaimana kunci emas yang telah tersimpan rapi dalam kotak sejarah.

    Penulis: Pengurus Lembaga Adat Mattewakkang Daeng Jungge.

    jeneponto sulsel
    Syamsir, HR

    Syamsir, HR

    Artikel Sebelumnya

    Dua Hari Usai Mobil Truk Dalmas Dibakar,...

    Artikel Berikutnya

    Mengejutkan, Tiga Jenderal Bintang Dua Bahas...

    Berita terkait

    Pemda Jeneponto Serahkan Sertifikat Tanah Seluas 10 Hektar untuk Pembangunan Mako Brimob di Boyong
    Sikapi Penilaian PANRB dan Ombudsman RI, Disdukcapil Jeneponto Lakukan Coaching Clinic
    Paris Yasir Intens Lakukan Konsulidasi Politik, Partai Ummat Apresiasi Langkah Ketua NasDem Jeneponto
    Optimis Menang, Kepala Desa di Jeneponto Bersatu Usung Salah Seorang Kades Aktif Maju Jadi Cawabup
    Alhamdulillah, Wabup Jeneponto Beserta Rombongan Sudah Tiba di Kabupaten Selayar dengan Selamat
    Pastikan Penyaluran Bantuan Bibit Benih Padi Tidak Dipolitisasi, Dinas Pertanian Jeneponto Libatkan TNI-Polri dan Panwas
    Ikut Prihatin, IMM dan LAZISMU Jeneponto Salurkan Bantuan Sembako kepada Korban Kebakaran di Balla Rompo
    25 Ribu Pendukung PASMI Hadiri Pengukuhan di Bangkala, Simpatisan Pastikan Paris - Islam Unggul di Bangkala Induk dan Barat
    PPK Tamalatea Gelar Bimtek Pemantapan Putungsura Pilkada Serentak Tahun 2024
    Ribuan Massa Nomor 2 Kepung Kantor Bawaslu Jeneponto, Sebut PSU di TPS 2 Boronglamu Terkesan Dipaksakan
    LBH Suara Panrita Keadilan Dukung LSM Gempa Indonesia Bongkar Penimbunan BBM Bersubsidi di SPBU Tarowang Jeneponto
    KPU Jeneponto Bekali Pengetahuan Seluruh PPK dan PPS Bimtek TOT untuk KPPS pada Pilkada Serentak Tahun 2024
    KPU Jeneponto Jalin Koordinasi dengan PN Makassar Terkait Syarat Pembuatan Suket Pailit dan Utang Piutang Paslon
    Selamat, Kunci 7 Kursi dan Raih Suara Terbanyak, Paris Yasir dapat Hadiah Umroh dari Ketua DPW NasDem Sulsel
    Musrenbang di Kelurahan Bontotangnga, Pemuda: Jangan Jadikan Seremonial Saja Usulan Kami Irigasi Air Direalisasikan

    Rekomendasi berita

    Nagari TV, TVnya Nagari!
    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Program Ketahanan Pangan,  Zona Bakamla Tengah Tanam 10.000 Bibit Cabai
    Hendri Kampai: Menakar Kinerja KPK Memberantas Korupsi, Sebuah Refleksi Angka dan Realita
    Puspenerbad Gelar Upacara Hari Juang TNI AD, Teguhkan Semangat Pengabdian Bersama Rakyat

    Follow Us

    Random

    Tags

    Voting Poll